Cerita Sex Dina Janda Haus Sex
Cerita Sex: Dina Janda Haus
Sex
Related Posts
Cerita Sex : Nafsu Janda
Cantik
Cerita Sex : Janda Cantik
Cerita Sex : Janda Kesepian
Cerita Sex : Tante Haus Sex
Cerita Sex : Gairah Tante Muda
Cerita Sex : Janda Muda

Cersex Cerita Sex, Sex Hot, Cerita Dewasa, Cerita Sex
Terbaru, Ngentot Cerita Sex: Dina Janda Haus Sex Hot Terbaru 2017 – Siang itu
pertemuanku dengan client makan waktu lebih cepat dari perkiraan. Jam masih
menunjukkan jam 11.00, paling sampai kantor pas jam istirahat dan pasti sdh
sepi, pada makan siang diluar kantor… mmm… kubelokkan mobilku, dan kutuju satu
arah pasti… kantor Tari istriku… Istriku seorang wiraswasta, berkantor di
daerah Tomang.
Cerita Sex: Dina Janda Haus Sex – Ist
“Eeeeee… mas Tommy, tumben nongol siang-siang
begini…?”Dina sekretaris Tari menyambutku…
“Sepi amat..? udah pada istirahat..?”sahutku sambil melangkah masuk kantor yang tampak sepi.
“Mmmmm… Tari ke customer sama pak Darmo, Liliek dan Tarjo nganterin barang dan katanya Tari sekalian meeting dengan customer… sukri lagi Dina suruh beli makan siang, tunggu aja mas diruangan Tari..”celoteh Dina yang berjalan di depanku memperlihatkan pantatnya yang montok bergoyang seirama dengan langkah kakinya… Aku masuk ke ruangan Tari, kujatuhkan pantatku ke kursi direktur yang empuk…
“Sepi amat..? udah pada istirahat..?”sahutku sambil melangkah masuk kantor yang tampak sepi.
“Mmmmm… Tari ke customer sama pak Darmo, Liliek dan Tarjo nganterin barang dan katanya Tari sekalian meeting dengan customer… sukri lagi Dina suruh beli makan siang, tunggu aja mas diruangan Tari..”celoteh Dina yang berjalan di depanku memperlihatkan pantatnya yang montok bergoyang seirama dengan langkah kakinya… Aku masuk ke ruangan Tari, kujatuhkan pantatku ke kursi direktur yang empuk…
Dalam hati aku mengutuk habis-habisan, atas kesialanku
hari ini… malah sampe disini, ketemu sama Dina… oh ya Dina sebenarnya adalah
sahabat Tari waktu kuliah, janda cantik beranak 2 ini diajak kerja istriku
setelah setahun menjanda… orangnya ramah… cuma sebagai lelaki aku kurang
menyukai karakternya… terutama dandanannya yang selalu tampak menor, dengan
tubuhnya yang montok… buahdadanya gede sebanding dengan pantatnya yang juga
gede, pokoknya bukan type wanita yg kusukai dan menurutku kulitnya terlalu
putih… jadi tampak kaya orang sakit-sakitan… walaupun kata Tari, Dina orangnya
sangat cekatan dan sangat doyan kerja alias rajin… Kubuka laptopku dan
kunyalakan… kucari-cari file yang kira-kira bisa menemaniku disini… daripada
aku hrs ngobrol sama Dina, yang menurutku bukan temen ngobrol yang asyik… wow…
di kantong tas laptopku terselip sebuah CD… wiih DVD bokep punya Rudy
ketinggalan disini… lumayan juga buat ngabisin waktuku nungguin Tari….
Mmmmmmm Asia Carera… lumayan bikin ngaceng juga
setelah kira-kira 30 menit melihat aksi sex Asia Carera melawan aksi kasar
Rocco Sifredi…
“Ooooo.. ooooo.. mas Tommy nonton apaan tuuuh… sorry
mas Tommy mau minum apa..? panas, dingin… hi..hi.. pasti sekarang lagi panas
dingin kan..?”suara Dina bagaikan suara petir disiang bolong… dengan nada
menggodaku…
“Ah kamu bikin kaget aja… ngg… dingin boleh deh… mm ga ngrepotin neeh..?”sahutku sambil memperbaiki posisiku yang ternyata dari arah pintu, layar laptopku keliatan banget… sial lagiiii….
“Ah kamu bikin kaget aja… ngg… dingin boleh deh… mm ga ngrepotin neeh..?”sahutku sambil memperbaiki posisiku yang ternyata dari arah pintu, layar laptopku keliatan banget… sial lagiiii….
aahh masa bodo laahh… toh Dina bukan anak kecil.. Dina
masuk ruangan lagi sambil membawa 2 gelas es jeruk..
“Mas Tommy boleh dong Dina ikutan nonton… mumpung lagi
istirahat… kayanya tadi ada Rocco sifredi yak..?”kata Dina sambil cengar cengir
bandel..
“ha… kamu tau Rocco Sifredi juga..?”tanyaku spontan… agak kaget juga,
“ha… kamu tau Rocco Sifredi juga..?”tanyaku spontan… agak kaget juga,
ternyata wanita yang tiba-tiba kini jadi tampak
menggairahkan sekali di mataku, tau nama bintang film top bokep Rocco Sifredi…
“Woow bintang kesayangan Dina tuuuh..”sahut Dina yang
berdiri di belakang kursiku…
“Kamu sering nonton bokep..?”tanyaku agak heran sebab Dina setelah menjanda tinggal dg orang tuanya dan rumahnya setahuku ditinggali banyak orang…
“Iya… tapi dulu… waktu masih sama “begajul”itu..”sahut Dina enteng dan membuatku ketawa geli mendengar Dina menyebut mantan suaminya yang kabur sama wanita lain…
“Kamu sering nonton bokep..?”tanyaku agak heran sebab Dina setelah menjanda tinggal dg orang tuanya dan rumahnya setahuku ditinggali banyak orang…
“Iya… tapi dulu… waktu masih sama “begajul”itu..”sahut Dina enteng dan membuatku ketawa geli mendengar Dina menyebut mantan suaminya yang kabur sama wanita lain…
Suasana hening… tapi tak dapat dielakkan dan
disembunyikan nafas kami berdua sdh tak beraturan, bahkan beberapa kali
kudengar Dina menghela nafas panjang… ciri khas wanita yang hendak mengendorkan
syaraf birahinya yang kelewat tegang… dan beberapa kali kudengar desisan
lembut, seperti luapan ekspresi… yang kuartikan Dina sudah larut dalam aksi
para bintang bokep di layar monitor… Sementara keadaanku tak jauh beda.. celanaku
terasa menyempit… desakan batang kemaluanku di selangkangan yang mengeras sejak
setengah jam yang lalu, mulai menyiksaku… dalam kondisi seperti ini biasanya,
aku melakukan onani di tempat.. Tapi kali ini masak onani di depan Dina..?
ampuuuunn siaal lagiii..!
“Din.. kamu suka Rocco Sifredi..? memang suka
apanya..?”tanyaku memulai komunikasi dengan Dina yang desah napasnya makin
memburu tak beraturan dan sesekali kudengar remasan tangannya seolah gemas pada
busa sandaran kursi yang kududuki…
“Mmm… hhh.. apanya yak..? iih… mas Tommy nanyanya… sok ga tau..”sahut Dina sambil mencubit pundakku…
“Mmm… hhh.. apanya yak..? iih… mas Tommy nanyanya… sok ga tau..”sahut Dina sambil mencubit pundakku…
entah siapa yang menuntun tanganku untuk menangkap
tangan Dina yang sedang mencubit… mmm… Dina membiarkan tanganku menangkap
tangannya…
“Kamu ga capek, berdiri terus… duduk sini
deh..?”kataku sambil tetap menggenggam tangan Dina,
kugeser pantatku memberi tempat untuknya, tapi
ternyata kursi itu terlalu kecil untuk duduk berdua, apalagi untuk ukuran
pantat Dina yang memang gede…
“Pantat Dina kegedean sih mas…”kata Dina sambil
matanya melempar kerling aneh,
yang membuat darahku berdesir hebat, akhirnya Dina
menjatuhkan pantatnya di sandaran tangan.. oooww… aku dihadapkan pada paha
mulus yang bertumpangan muncul dari belahan samping rok mininya dan entah sejak
kapan kulit putih ini menjadi begitu menggairahkan dimataku..? Kembali
perhatian kami tercurah pada aksi seks dilayar laptop… sesekali remasan gemas
tangan lembutnya pada telapak tanganku terasa hangat… dimana tangan kami masih
saling menggenggam… dan menumpang diatas paha mulus Dina…
“Iiih Gila… Dina sudah lama enggak nonton yang
begini..”kata Dina mendesah pelan seolah bicara sendiri.. menggambarkan
kegelisahan dan kegalauan jiwanya…
“kalo ngerasain..?”tanyaku menyahut desahannya tadi…
“Apalagi…”jawabnya pendek serta lirih sambil matanya menatapku dengan tatapan jalang… yang bisa kuartikan sebagai tantangan, undangan atau sebuah kepasrahan, kutarik lembut tangannya dan diikuti tubuh montoknya…
“kalo ngerasain..?”tanyaku menyahut desahannya tadi…
“Apalagi…”jawabnya pendek serta lirih sambil matanya menatapku dengan tatapan jalang… yang bisa kuartikan sebagai tantangan, undangan atau sebuah kepasrahan, kutarik lembut tangannya dan diikuti tubuh montoknya…
kini pantat montok Dina mendarat empuk di pangkuanku
sedangkan tanganku melingkar di pinggangnya yang ternyata cukup ramping tak
berlemak… Iblis dan setan neraka bersorak sorai mengiringi pertemuan bibir kami
yang kemudian saling mengulum dan tak lama lidah kami saling belit di rongga
mulut… mmm… tangan Dina melingkar erat di leherku dengan gemetaran… kulayani
serangan panas janda cantik berumur 32 tahun ini… seolah ingin memuaskan dahaga
dan rindu dendamnya lewat aksi ciuman panasnya…
Tanganku memang dari dulu trampil memainkan peran jika
dihadapkan dengan tubuh wanita… menelusup ke balik blazer hitam yang dikenakan
Dina dan terus menelusup sampai menyentuh kulit tubuhnya… sentuhan pertamaku
pada kulit tubuhnya membuat Dina menggeliat resah dan menggerang gemas…
rangkulan tangannya semakin erat di leherku sementara ciuman bibirnya juga
semakin menggila mengecupi dan mengulumi bibirku… tanganku mulai merambah bukit
dadanya yang memang luar biasa montok, yang jelas diatas cup B… sebab buah dada
Tari istriku yang ber bra 36B jauh tak semontok buah dada Dina… Tiba-tiba Dina
meronta keras, saat tanganku meremas lembut buah dadanya yang mengeras akibat
terangsang birahi tinggi….
“Ooohh… mas Tommy suudaah mas… hhh.. hhh… jangan mas,
Dina ga mau menyakiti Tari…hh… ooohh..”kalimat diantara desah nafas birahi ini
tak kuhiraukan dan rontaan kerasnya tak berarti banyak buatku…
tanganku yang melingkar di pinggangnya tak mudah utk
dilepaskannya…
“Ada apa dengan Tari..? ga akan ada yang merasa
disakiti atau menyakiti selama ini jadi rahasia… ayo sayang waktu kita tak
banyak… nikmatilah apa yang kamu ingin nikmati…”bisikku lembut di sela-sela
aksi bibir dan lidahku di leher jenjang berkulit bersih milik janda cantik
bertubuh montok ini…
“Ampuuun mas, oooww… Dina ga tahaaan… hh..hh… ssshhh…”rengek Dina memelas yang tak mampu membendung gelegak birahi yang mendobrak hebat pertahanannya…
“Ampuuun mas, oooww… Dina ga tahaaan… hh..hh… ssshhh…”rengek Dina memelas yang tak mampu membendung gelegak birahi yang mendobrak hebat pertahanannya…
Blazer hitam yang dikenakan Dina sudah teronggok
dibawah kursi putar yang kami gunakan sebagai ajang pergulatan… dibalik blazer
hitam, tubuh montok berkulit putih mulus itu hanya mengenakan penutup model
kemben berbahan kaos, sehingga dari dada bagian atas sampai leher terbuka
nyata… bergetar syahwatku menyaksikan pemandangan ini… buah dadanya yang montok
dengan kulit putih bersih, mulus sekali sehingga urat-urat halus berwarna
kebiruan tampak dipermukaan.. buah dada montok yang sedang meregang nafsu
birahi itu tampak mengeras, memperlihatkan lembah yang dalam di tengahnya…
tampak bergerak turun naik seirama dengan nafas birahinya yang mendengus-dengus
tak beraturan… iihh menggemaskan sekali.. woow.. bukan main..! begitu tabir
berbahan kaos warna orange itu kupelorotkan ke bawah.. muncullah keindahan yang
menakjubkan dari sepasang bukit payudara yang asli montok dan sangat mengkal,
hanya tertutup bra mini tanpa tali, sewarna dengan kulit mulusnya…
“Oooohh.. maaasss..?”desahnya lirih ketika tabir
terakhir penutup payudaranya meninggalkan tempatnya dan secara refleks Dina
menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya,
tapi dimataku, adegan itu sangat sensual.. apalagi
dengan ekspresi wajahnya yang cantik sebagian tertutup rambutnya yang agak
acak-acakan… matanya yang bereye shadow gelap menatapku dengan makna yang sulit
ditebak…
“Mas.. janggaaan teruskan… Dina takuut Tari
datang…hhh… hhh… “bisiknya dengan suara tanpa ekspresi…
tapi aku sdh tak mampu mempertimbangkan segala resiko
yg kemungkinan muncul… lembah payudara Dina yang dalam itulah yang kini
menggodaku… maka kubenamkan wajahku ke dalamnya… lidahku terjulur melecuti
permukaan kulit halus beraroma parfum mahal… kontan tubuh bahenol di pangkuanku
itu menggelepar liar, spt ikan kehilangan air, ditambah amukan janggut dan
kumisku yang sdh 2 hari tak tersentuh pisau cukur…
“Ampuuuunnn maaass…. iiiihhh… gellliii aaahh…
mmm…ssssshhh.. ooohh…”rengek dan rintihannya mengiringi geliat tubuh indah itu…
wooow jemari lentiknya mulai mencari-cari…. dan
menemukannya di selangkanganku… bonggolan besar yang menggembungkan celanaku
diremas-remas dengan gemas… sementara aku sedang mengulum dan memainkan lidahku
di puting susunya yang sudah menonjol keras berwarna coklat hangus… tanganku
menggerayang masuk kedalam rok mininya yg semakin terangkat naik kudapatkan
selangkangan yang tertutup celana dalam putih dan kurasakan pada bagian
tertentu sudah basah kuyub, Dina tak menolak ketika celana dalam itu kulolosi
dan kulempar entah jatuh dimana…
Dina mengerang keras dengan mata membelalak, manakala
jariku membelah bibir vaginanya yang sudah sangat basah sampai ke rambut
kemaluannya yang rimbun… bibir cantik yang sudah kehilangan warna lipsticknya itu
gemetaran layaknya orang kedinginan… terdengar derit retsluiting.. ternyata
jemari lentik Dina membuka celanaku dan menelusup masuk kedalam celana kerjaku…
kulihat matanya berbinar dan mulutnya mendesis seolah gemas, ketika tangannya
berhasil menggenggam batang kemaluanku… sesaat kemudian batang kemaluanku sudah
mengacung-acung galak di sela bukaan retsluiting celanaku dalam genggaman
tangan berjari lentik milik Dina… makin lebar saja mata Dina yang menatap
jalang ke batang kemaluanku yang sedang dikocok-kocoknya lembut…
“Aaaah… mass Tommyy… mana mungkin Dina sanggup menolak
yang seperti ini… hhhh…. ssss….sssshhh… lakukan mas.. oohhh… toloong bikin Dina
lupa segalanya mas… Dina ga tahhaan…”kalimatnya mendesis bernada penuh
kepasrahan, namun matanya menatapku penuh tantangan dan ajakan…
Kurebahkan tubuh montok Dina di meja kerja Tari yang
lebar setelah kusisihkan beberapa kertas file dan gelas minum yang tadi ditaruh
Dina diatas meja itu…. sementara laptopku masih terbuka dan adegan seks dilayar
monitornya, sementara jari tengahku tak berhenti keluar masuk di liang sanggama
Dina yang sangat becek…
mungkin benar kata orang, cewek yang berkulit putih
cenderung lebih basah liang sanggamanya… seperti halnya Dina, cairan liang
sanggamanya yang licin kurasakan sangatlah banyak sampai ada tetesan yang jatuh
di atas meja….Dina sudah mengangkangkan kakinya lebar-lebar menyambut tubuhku
yang masuk diantara kangkangan pahanya, aku berdiri menghadap pinggiran meja,
dimana selangkangan Dina tergelar… tubuh Dina kembali menggeliat erotis
disertai erangan seraknya ketika palkonku mengoles-oles belahan vaginanya,
sesekali kugesek-gesekan ke clitorisnya yang membengkak keras sebesar kacang
tanah yang kecil.. bukit vaginanya yang diselimuti rimbunnya rambut kemaluan
yang tercukur rapi…
“Ayoooo maasss… lakukan sekaraaang… Dina ga
tahaaann…hh..hhh… “rengek Dina memelas.
Bibir cantik itu menganga tak bersuara, mata bereye
shadow gelap itu membelalak lebar dengan alis berkerinyit gelisah, ketika
palkonku membelah bibir vaginanya dan merentang mulut liang sanggamanya…
kurasakan palkonku kesulitan menembus mulut liang sanggama Dina yang sudah
berlendir licin… Tubuh Dina meregang hebat diiringi erangan keras, manakala
palkonku memaksa otot liang sanggama Dina merentang lebih lebar… kedua
tangannya mencengkeram keras lenganku… sewaktu pelan-pelan tapi pasti batang
kemaluanku menggelosor memasuki liang sanggama yang terasa menggigit erat benda
asing yang memasukinya… baru tiga perempat
masuk batang kemaluanku, palkonnya sudah menabrak mentok
dasar liang sanggama sempit itu, kembali tubuh montok Dina menggeliat merasakan
sodokan mantap pada ujung leher rahimnya…. Sepasang kaki Dina membelit erat
pinggangku sehingga menahan gerakku… bibir cantik yang gemetaran itu tampak
tersenyum dengan mata berbinar aneh…
“Mas Tommy… tau kenapa Dina suka Rocco
Sifredi..?”bisik Dina dengan tatapan mata mesra… kujawab dengan gelengan
kepalaku…
“Perih-perih nikmat… kaya sekarang ini… Dina pingin disetubuhi Rocco Sifredi… ayoo mas.. beri Dina kenikmatan yang indah…”bisik Dina sambil mengerling penuh arti, belitan kaki di pinggangku dilonggarkan, pertanda aku boleh mulai mengayun batang kemaluanku memompa liang sanggamanya….
“Perih-perih nikmat… kaya sekarang ini… Dina pingin disetubuhi Rocco Sifredi… ayoo mas.. beri Dina kenikmatan yang indah…”bisik Dina sambil mengerling penuh arti, belitan kaki di pinggangku dilonggarkan, pertanda aku boleh mulai mengayun batang kemaluanku memompa liang sanggamanya….
Kembali suara erangan dan rintihan Dina mengalun
sensual mengiringi ayunan batang kemaluanku yang pelan dan kalem keluar masuk
liang sanggama yang kurasakan sangat menggigit saking sempitnya, walaupun
produksi lendir pelicin vagina wanita bertubuh montok ini luar biasa banyaknya,
sampai berlelehan ke meja kerja yang jadi alas tubuhnya..
“Punya kamu sempit banget Din… aku seperti menyetubuhi perawan…”Bisikan mesraku tampak membuat janda beranak dua itu berbunga hatinya.. wajahnya tampak berseri bangga….
“Punya kamu sempit banget Din… aku seperti menyetubuhi perawan…”Bisikan mesraku tampak membuat janda beranak dua itu berbunga hatinya.. wajahnya tampak berseri bangga….
“Punya mas Tommy aja yang kegedean… kaya punya Rocco
Sifredi… Dina suka sama yang begini… gemesssiiin… hhh… hhhoohhh…
mmmaasss…”belum selesai kalimat Dina, kupercepat ayunan pinggulku.. membuat
mata Dina kembali membelalak, bibirnya meringis memperlihatkan gigi indah yang
beradu, mengeluarkan desis panjang….
“Teeruuuss maaasss… ammppuunn… nikkmaaat bukan main.. oooohhh… aaaaaahhh… eeeenngghh..”ceracaunya dengan suara setengah berbisik… sesaat kemudian aku merasakan serangan balasan Dina…
“Teeruuuss maaasss… ammppuunn… nikkmaaat bukan main.. oooohhh… aaaaaahhh… eeeenngghh..”ceracaunya dengan suara setengah berbisik… sesaat kemudian aku merasakan serangan balasan Dina…
Dengan gemulai janda cantik ini memutar pinggulnya,
pinggangnya yang ramping bergerak menjadi engsel… Luar biasa nikmat yang
kurasakan di siang tengah hari bolong itu… Suara berdecakan yang semakin keras
di selangkangan kami menandakan semakin banjirnya lendir persetubuhan dari
liang sanggama Dina… Wajah cantik Dina semakin gelisah… mulutnya komat-kamit
seolah ingin mengatakan sesuatu tapi tak ada suara yang keluar, hanya desah dan
erangannya yang keluar… alisnya yang runcing semakin berkerut… apalagi matanya
yang kadang membelalak lebar kadang menatapku dengan sorot mata gemas…
“Oooooouuuuwww..!! mmmaaaaassssss…. Diii..naa ga
tahaann…. mmmmmhhh…!!”Kegelisahan dan keresahannya berujung pada rengekan
panjang seperti orang menangis dibarengi dengan pinggul yang diangkat didesakan
ke arahku bergerak-gerak liar…
Aku tanggap dengan situasi wanita yang dihajar
nikmatnya orgasme… segera kuayun batang kemaluanku menembus liang sanggama Dina
sedalam-dalamnya dengan kecepatan dan tenaga yang kutambah… akibatnya tubuh
Dina semakin liar menggelepar di atas meja kerja Tari… kepalanya
digeleng-gelengkan dengan keras ke kanan dan ke kiri sehingga rambutnya semakin
riap-riapan di wajahny
“Ammmpppuuunnn…. oooohhh… nnnggghhh…. niikmmmaattnya….
hhoooo….”suara Dina seperti menangis pilu…
Ya ammmpppuunn…. kurasakan nikmat bukan main.. dinding
liang sanggama wanita yang tengah diamuk badai orgasme itu seakan mengkerut
lembut menjepit erat batang kemaluanku, kemudian mengembang lagi… enam atau
tujuh kali berulang… membuatku sejenak menghentikan ayunan kontolku, pada
posisi di kedalaman yg paling dalam pada liang sanggama Dina… Tubuh Dina tergolek
lunglai… nafasnya tersengal-sengal, tampak dari gerakan dada montoknya yang
naik turun tak beraturan… wajahnya yang miring ke samping kanan tampak kulitnya
berkilat basah oleh keringat birahinya,
sementara mata ber eyeshadow tebal itu tampak terpejam
spt orang tidur… rambut panjang yang dicat blondie tampak kusut, awut-awutan
menutupi sebagian wajah cantiknya…. Kira-kira setelah dua menit batang
kemaluanku mengeram tak bergerak di liang sanggama yang semakin becek… dengan
gerakan lembut kembali kugerakkan pinggulku mengantarkan sodokan keliang
sanggama Dina… Tubuh montok itu kembali menggeliat lemah sambil mulutnya
mendesis panjang… Dina membuka matanya yang kini tampak sayu…
“Ssssshh… mmm… luar biasa….”desah Dina sambil
tersenyum manis.
Kedua tangannya meraih leherku dan menarik ke arah
tubuhnya. Tubuhku kini menelungkupi tubuh montok Dina, Dina memeluk tubuhku
erat sekali sehingga bukit payudaranya tergencet erat oleh dada bidangku seolah
balon gas mau meletus, tak hanya itu sepasang pahanya dilingkarkan di
pinggangku dan saling dikaitkan di belakang tubuhku… Woooww… leherku disosotnya
dengan laparnya… jilatan dan kecupan nakal bertubi-tubi menghajar leher dan
daun telingaku… terdengar dengus nafasnya sangat merangsangku… aku dibuat
mengerang oleh aksinya…
“Ayo sayang, tuntaskan hasratmu… Dina boleh lagi
enggak?”bisiknya manja sambil bibirnya mengulum nakal daun telingaku.
Kurasakan pantat montok Dina bergerak gemulai,
membesut hebat batang kemaluanku yang terjepit di liang sanggamanya, sejenak
kunikmati besutan dan pelintiran nikmat itu tanpa balasan.. karena kuhentikan
ayunan kontolku…
“Kamu ingin berapa kali..?”sahutku berbisik tapi
sambil mengayunkan batang kemaluanku dalam sekali.. “Eeeeehhhhh…hhh…! sampe
pingsan Dina juga mauuuuuhh…hhhh…!”jawabnya sambil terhentak-hentak akibat
rojokanku yang kuat dan cepat…
Aku mengakui kelihaian janda 2 anak ini dalam berolah
sanggama, kelihaiannya memainkan kontraksi otot-otot perutnya yang menimbulkan
kenikmatan luar biasa pada batang kemaluan yang terjebak di liang sanggamanya
yang becek… tehnik-tehnik bercintanya memang benar-benar canggih… Tari istriku
wajib berguru pada Dina, pikirku…Tapi rupanya Dina tak mampu berbuat banyak
menghadapi permainanku yang galak dan liar… Setelah pencapaian orgasmenya yang
ke tiga… Wajah Dina semakin pucat, walaupun semangat tempurnya msh besar…
“Ooooww… my God… ayo sayaaang… Dina masih
kuat…”desisnya berulang-ulang… sambil sesekali pantatnya menggeol liar, mencoba
memberikan counter attack…
Aku tak ingin memperpanjang waktu, walau sebenarnya
masih blm ingin mengakhiri, tapi waktu yang berbicara… hampir 2 jam aku dan
Dina berrpacu birahi diatas meja kerja Tari. Aku mulai berkonsentrasi untuk
pencapaian akhirku… aku tak peduli erangan dan rintihan Dina yang memilukan
akibat rojokanku yang menghebat
“Ooohkk.. hhookkhh.. ooww.. sayaaang… keluarkan.. di…
di.. mulutkuuu yakkkhh..hhkk..”Sebagai wanita yg berpengalaman Dina tahu
gelagat ini… diapun mempergencar counter attacknya dengan goyang dan geolnya
yang gemulai… kuku jarinya yang panjang menggelitiki dada bidangku… dan… aku
mengeram panjang sebelum mencabut batang kemaluanku dari liang becek di tengah
selangkangan Dina… dan dengan lincah Dina mengatur posisinya sehingga kepalanya
menggantung terbalik keluar dari meja, tepat didepan palkonku yang sedang
mengembang siap menyemburkan cairan kental sewarna susu… Dina mengangakan
mulutnya lebar-lebar dan lidahnya terjulur menggapai ujung palkonku…
Hwwwoooohhh…!!!!! ledakan pertama mengantarkan
semburatnya spermaku menyembur lidah dan rongga mulutnya… aku sendiri tidak
menyangka kalo sebegitu banyak spermaku yang tumpah…. bahkan sebelum semburan
berakhir dengan tidak sabar batang kemaluanku disambar dan dikoloh dan disedot
habis-habisan….
Dina duduk diatas meja sambil merapikan rambut
blondienya yang kusut, sementara aku ngejoprak di kursi putar…..
“Wajah kamu alim ternyata mengerikan kalo sedang ML
mas…?”celetuk Dina sambil menatapku dengan pandangan gemas dengan senyum-senyum
jalang.
“Siang ini aku ketemu singa betina kelaparan…”sahutku letoy.
“Salah mas, yang bener kehausan… peju mas Tommy bikin badanku terasa segar…ha.. ha..ha..”sambut Dina sambil ketawa ngakak
“Waaakks… mati aku… mas, Tari dateng tuuuhh…!”Tiba-tiba Dina loncat turun dari meja dengan wajah pucat, buru-buru merapikan pakaian sekenanya dan langsung cabut keluar ruangan…
“Siang ini aku ketemu singa betina kelaparan…”sahutku letoy.
“Salah mas, yang bener kehausan… peju mas Tommy bikin badanku terasa segar…ha.. ha..ha..”sambut Dina sambil ketawa ngakak
“Waaakks… mati aku… mas, Tari dateng tuuuhh…!”Tiba-tiba Dina loncat turun dari meja dengan wajah pucat, buru-buru merapikan pakaian sekenanya dan langsung cabut keluar ruangan…
akupun segera melakukan tindakan yg sama… waaah di
atas sepatuku ada onggokan kain putih ternyata celana dalam… pasti milik Dina,
segera kusambar masuk ke tas laptop… dan aku segera masuk ke kamar mandi yg ada
di ruang kerja Tari….
“Yaaang… chayaaang…. bukain doong…”suara Tari sambil
mengetok pintu kamar mandi…
“Hei.. bentar sayang… dari mana aja..?”sahutku setengah gugup dari dalam kamar mandi.
“Hei.. bentar sayang… dari mana aja..?”sahutku setengah gugup dari dalam kamar mandi.
Ketika pintu kubuka Tari langsung menerobos masuk…
busyeet… Tari menubrukku dan aku dipepetin ke wastafel… aku makin gugup…
“Sssshhhh… untung kamu dateng say… ga tau mendadak
aja, tadi dijalan Tari horny berat…”tanpa basa basi lagi celanaku dibongkarnya
dan setelah batang kemaluanku yang masih loyo itu di dapatnya, segera istriku
ini berlutut dan melakukan oral sex….
meski agak lama, tapi berhasil juga kecanggihan oral
sex Tari istriku membangunkan kejantananku yang baru mo istirahat… tanpa
membuka pakaiannya Tari langsung membelakangiku sambil menyingkap rok kerjanya
sampai ke pinggang, pantat Tari kalah montok dibanding Dina, namun bentuknya
yang bulat, mengkal sangat seksi di mataku… sesaat kemudian CD G-String dan
stocking Tari sdh lolos dari tempatnya…
“C’ mon darling…. hajar liang cinta Tari dari
belakang…”dengan suara dengus nafas penuh birahi Tari mengangkangkan kakinya
sambil menunggingkan pantatnya…
Memang istriku akhir-akhir ini sangat menyukai gaya
doggie style…”lebih menyengat”katanya… sesaat kemudian kembali batang
kemaluanku beraksi di liang sanggama wanita yang berbeda… Dalam posisi doggie
style, Tari memang lihay memainkan goyang pantatnya yang bulat secara variatif…
dan apalagi aku sangat suka melihat goyangan pantat seksi Tari, membuat aku
semakin semangat menghajar liang sanggama Tari yang tak sebecek Dina…
Untungnya Tari adalah type wanita yang cepat dan mudah
mencapai puncak orgasme.. nggak sampai 10 menit kemudian Tari mulai
mengeluarkan erangan-erangan panjang… aku hafal itu tanda-tanda bahwa istriku
menjelang di puncak orgasme, maka segera kurengkuh pinggangnya dan kupercepat
rojokan batang kemaluanku menghajar liang sanggama Tari tanpa ampun…
“Tommm… Tommmy… gilaaa… aaahkk… niiikkmaaatt
bangeeett…!!!”jeritan kecil Tari itu dibarengi dengan tubuh sintal Tari yang
gemetaran hebat…pantat seksinya menggeol-geol liar menimbulkan rasa nikmat luar
biasa pada batang kemaluanku yang terjepit di liang sanggamanya… aku tak
menahan lagi semburatnya spermaku yang kedua utk hari ini…
“Ma kasih Tommy chayaang…”kata Tari sesaat kemudian sambil mendaratkan kecupan mesra dibibirku..
“Ma kasih Tommy chayaang…”kata Tari sesaat kemudian sambil mendaratkan kecupan mesra dibibirku..
Setelah membersihkan sisa-sisa persetubuhan, aku pamit
untuk kembali ke kantor, sementara Tari masih berendam di bath up…. Dina sudah
duduk rapi di mejanya ketika aku keluar dari ruangan Tari, kudekati dia…
“Ssshh… nggak takut masuk angin, bawahnya ga
ditutup..?”bisikku sambil kuselipkan celana dalam putih Dina kelaci mejanya…
mata Dina melotot dengan mimik lucu…
“Ronde kedua niih yee..?”celetuknya nakal setelah tahu
Tari tak ikut keluar dari ruangan….
Aku melenggang memasuki mobilku, sambil memikirkan
follow up ke Dina….. yang ternyata sangat menggairahkan… – Cersex Cerita
Sex, Sex Hot, Cerita Dewasa, Cerita Sex Terbaru, Ngentot Hot Terbaru 2017
Comments
Post a Comment