Cerita Seks Dewasa Bercinta dengan Ayah Mertuaku
Cerita Seks Dewasa Bercinta
dengan Ayah Mertuaku
Bercinta
dengan Ayah Mertuaku - Kisah bercinta dengan Ayah mertuaku yang haus seks, sungguh nikmat
tapi hubungan ini terlarang. Bapak Mertuaku sudah lama tidak berhubungan seks
akupun sudah lama karena sering ditinggal suamiku dengan kesibukannya sehingga
aku juga bernafsu dengan ayah mertuaku.
Kisah Seks Menantu Perempuan Dengan Mertua
Begini cerita
lengkapnya silahkan simak cerita berikut
ini!
Aku baru saja
menikah sekitar satu setengah tahun lamanya. Namaku Vina. Sementara suamku bernama Rendy.
Kejadiannya bermula ketika suamiku Rendy
mendapat tugas luar kota dari kantornya, di salah satu perusahaan swasta di
Jakarta. Rendy memang biasanya dapat pergi tiga sampai empat hari. Seandainya
pulang pun hanya beberapa jam saja, kemudian berangkat lagi. Sebagai seorang
isteri, Vina tidak dapat melarangnya, apalagi itu urusan kerja. Maklum, yang
dilakukan itu ada kaitan dengan promosi terhadap diri Rendy menjadi Area Sales
Manager dalam waktu dekat. Vina tentu saja merasa ikut senang mendengar akan
hal itu, sehingga ia memberikan kebebasan waktu pada Rendy untuk meningkatkan
prestasinya.
Karena kesibukannya itu, Rendy sering melupakan hak Vina
sebagai seorang isteri. Hari-hari Vina penuh dengan kesepian. Apalagi buah
perkawinan mereka belum juga ada. Akhirnya Vina menggunakan waktu sepi itu
untuk berbagi rasa dengan mertuanya, Monali. Monali sudah sangat berumur,
karena usianya sudah mencapai lebih setengah
abad. Monali saat itu sudah hidup sendiri tanpa pendamping hidup, karena
isterinya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Kebetulan Monali tinggal
serumah dengan mereka. Obrolan serta gurauan, hampir mereka lakukan setiap
hari, terutama ketika Rendy sedang tidak ada di rumah. Tidak jarang karena Vina
dan mertuanya keasyikan mengobrol, mereka terkadang sampai lupa waktu. Mereka
pernah sampai tengah malam baru berhenti mengobrol.
Vina merasa obrolan dengan mertuanya itu bermanfaat.
Ia menjadi lebih terhibur dan tidak lagi begitu kesepian seperti hari-hari
sebelumnya. Begitu juga dengan mertuanya. Monali merasa lebih senang dan enjoy.
Sebelumnya ia yang pendiam kini berubah menjadi periang. Sejak itulah, Vina
bersama mertuanya saling mengisi hari-hari luang mereka dengan obrolan-obrolan
kecil namun menyenangkan hati mereka berdua. Setidak-tidaknya rasa jenuh yang
dirasakan Vina kini terobati. Dan harus diakui oleh Vina, pengetahuan mertuanya
memang begitu banyak. Cara penyampaiannya pun cukup diplomatis dan
memperlihatkan wibawa seorang yang telah berumur.
Suatu hari, mertuanya bercerita tentang kecantikan
isterinya sewaktu masih hidup. Bahwa isterinya dulu tergolong wanita yang
banyak disukai oleh pria lain. Disamping sebagai parasnya yang cantik, lembut,
juga mempunyai bentuk tubuh yang menyerupai gitar spanyol yang mengagumkan.
Kalau ada lelaki yang meliriknya, pasti akan jatuh cinta pada pandangan
pertama.
“Makanya, aku beruntung mendapatkan ibumu dulu.., tapi sayang.., ia begitu cepat meninggalkanku..” kata mertuanya sambil menghembuskan asap rokok dari mulutnya yang sudah banyak menghabiskan rokok itu.
“Makanya, aku beruntung mendapatkan ibumu dulu.., tapi sayang.., ia begitu cepat meninggalkanku..” kata mertuanya sambil menghembuskan asap rokok dari mulutnya yang sudah banyak menghabiskan rokok itu.
Malam pun semakin larut, seiring dengan cerita mertua Vina
yang sudah tidak menentu arah pembicaraannya. Sampai akhirnya mengenai hal yang
sifatnya pribadi pun diceritakan dengan tanpa ada rasa canggung lagi. Singkatnya,
bahwa almarhumah ibu mertuanya adalah isteri yang cantik serta dapat memuaskan
dalam setiap permainan ranjang yang pernah mereka lakukan.
“Entah berapa kali setiap malam kami lakukan, yang
jelas pasti tidak terlewatkan..” kata mertuanya mengenang masa lalu. “Pernah aku
dibikin kewalahan, karena aku lupa minum obat.” lanjut Monali dengan santainya
mengupas seluruh rahasia rumah
tangganya.
“Kamu belum ngantuk, Vina..?” tanya mertuanya sambil merapatkan duduknya ke samping Vina.
“Kamu belum ngantuk, Vina..?” tanya mertuanya sambil merapatkan duduknya ke samping Vina.
Saat itu mereka duduk di sofa panjang di ruang tamu. Vina
pun mulai curiga dengan sikap mertuanya, apalagi tangan mertuanya mulai
memegang pundaknya.
Tatapan mata Monali begitu tajam, seolah-olah ingin mengulangi kejadian
indah bersama isterinya. Dan Vina lebih kaget lagi, ketika mertuanya berkata,
“Kamu cantik Vina.. maukah kamu, bareng sejenak
melayaniku..?” pinta mertuanya yang kelihatannya sudah terpengaruh dengan cerita
masa lalunya itu.
“Tolong Vin, aku sudah lama kesepian, lagian suamimu kan tak ada di rumah..!” desak halus mertuanya sambil menarik tangan Vina ke kamar.
“Tolong Vin, aku sudah lama kesepian, lagian suamimu kan tak ada di rumah..!” desak halus mertuanya sambil menarik tangan Vina ke kamar.
“Jangan Ayah..! Aku milik anak Ayah..!” tolak Vina sambil menepis kedua
tangan Monali yang kini sudah hinggap di payudara 36B miliknya.
“Mau ya Vina.., sekali aja kok..!” rayu mertuanya sambil melepaskan semua pakaiannya.
“Sekarang kamu diam, ya..! Kakinya diangkat ke atas.., ya begitu.., biar Ayah yang bantu melepaskan pakaianmu..!”
“Mau ya Vina.., sekali aja kok..!” rayu mertuanya sambil melepaskan semua pakaiannya.
“Sekarang kamu diam, ya..! Kakinya diangkat ke atas.., ya begitu.., biar Ayah yang bantu melepaskan pakaianmu..!”
Sungguh, Vina merasa bingung saat itu. Anehnya ia diam
dan menuruti kemauan mertuanya begitu saja. Mertuanya dibiarkan melepaskan
semua pakaiannya hingga telanjang bulat. Mungkin karena rasa kasihannya pada
sang ayah mertua yang sudah lama kesepian. Apalagi sebagai seorang isteri
normal, Vina jarang sekali mendapat kenikmatan dari suaminya, Rendy, karena
kesibukannya.
Sementara itu dengan lembutnya Monali membaringkan
tubuh Vina yang tanpa sehelai benang pun yang menutupinya ke tempat tidur, lalu
mulai menjilati semua lekuk tubuh Vina dari bagian pundak, belakang telinga,
leher, payudara hingga bagian bawah perutnya. Payudara Vina dijilati dengan
penuh semangat, sambil sekali-kali diremas-remas dengan perlahan. Vina
menggelinjang diperlakukan seperti itu. Saat sampai di bagian benda
kewanitaannya, Monali menyibakkan rambut-rambut kemaluan Vina yang amat lebat
dan hitam. Lalu klitorisnya dijilati dengan berputar-putar. Dengan sengaja Monali
memasukkan lidahnya ke dalam lubang senggama Vina sambil kelentitnya
dipegang-pegang.
Vina pun tidak lama telah terhanyut oleh kenikmatan
yang diberikan oleh mertuanya itu. Ia pun mengimbangi permainan asmara itu
dengan perasaan yang sudah lama tidak dirasakannya. Ia meminta mertuanya untuk
berbaring. Langsung diraihnya senjata andalan Monali. Kemaluannya sudah tegang.
Lidah Vina menjilati seluruh batangan mertuanya yang kelihatan telah berurat
itu dengan penuh semangat. Dihisap dan dikulum-kulumnya selayaknya seorang yang
haus akan hubungan seks. Tidak ketinggalan batang kejantanan itu
dikocok-kocoknya. Luar biasa kocokannya itu, buktinya Monali sampai
terpejam-pejam merasakannya.
“Aku sudah tak tahan, Vina.. masukkan saja ya, Nak..?” ujar Monali di
tengah-tengah kenikmatan yang menjalari segenap urat syarafnya.
Vina hanya tersenyum penuh arti akan pernyataan ayah mertuanya. Segera ia naik ke atas perut ayah mertuanya itu. Lalu dengan tangan kiri, dituntunnya batang kemaluan yang sudah amat besar dan tegang itu masuk ke belahan liang senggamanya.
“Bles.. jeb..!” Vina pun segera bergoyang maju mundur, lalu ke atas ke bawah.
Sementara itu, Monali berusaha bangkit untuk menjilati kedua bukit kembar menantunya itu seperti bayi yang haus akan air susu ibunya.
Vina hanya tersenyum penuh arti akan pernyataan ayah mertuanya. Segera ia naik ke atas perut ayah mertuanya itu. Lalu dengan tangan kiri, dituntunnya batang kemaluan yang sudah amat besar dan tegang itu masuk ke belahan liang senggamanya.
“Bles.. jeb..!” Vina pun segera bergoyang maju mundur, lalu ke atas ke bawah.
Sementara itu, Monali berusaha bangkit untuk menjilati kedua bukit kembar menantunya itu seperti bayi yang haus akan air susu ibunya.
Segera setelah mulut Monali mencapai payudara indah Vina, Vina pun dengan
sengaja mengarahkan payudaranya ke arah mulut sang mertua, baik buah dada yang
kanan maupun yang kiri.
“Uh.. uh.. uh..” terdengar erangan kenikmatan dari mulut Vina mengiringi gerakan tubuhnya.
“Aku mau keluar, Yah..!” ujar Vina dengan nafas memburu.
Dan benar, sesuatu dari dalam dirinya tiba-tiba seperti meledak. Ia mengalami orgasmenya.. Namun, Monali kelihatannya belum mau berhenti juga. Ia lalu menyuruh Vina merubah posisi pernaian seks mereka. Kini Vina dengan posisi menungging. Kedua tangannya memegang ujung ranjang. Sementara dengan semangat 45, Monali segera mengarahkan batang kejantanannya ke belahan bibir kemaluan Vina.
“Uh.. uh.. uh..” terdengar erangan kenikmatan dari mulut Vina mengiringi gerakan tubuhnya.
“Aku mau keluar, Yah..!” ujar Vina dengan nafas memburu.
Dan benar, sesuatu dari dalam dirinya tiba-tiba seperti meledak. Ia mengalami orgasmenya.. Namun, Monali kelihatannya belum mau berhenti juga. Ia lalu menyuruh Vina merubah posisi pernaian seks mereka. Kini Vina dengan posisi menungging. Kedua tangannya memegang ujung ranjang. Sementara dengan semangat 45, Monali segera mengarahkan batang kejantanannya ke belahan bibir kemaluan Vina.
Dengan sekali hentakan, “Bless..!” Batang kejantanan itu masuk seluruhnya.
Monali dengan posisi setengah berdiri terus “menghajar” Vina dari belakang sambil kedua tangannya berusaha meraih payudara Vina yang memang sangat merangsang Monali. Setelah ia raih, diremas-remasnya dengan perlahan.
Monali dengan posisi setengah berdiri terus “menghajar” Vina dari belakang sambil kedua tangannya berusaha meraih payudara Vina yang memang sangat merangsang Monali. Setelah ia raih, diremas-remasnya dengan perlahan.
“Wah.. coba dari dulu aku mencicipi tubuh mulus ini.. pasti aku tambah awet
muda..” pikir Monali ditengah serangan gencarnya.
Beberapa menit kemudian, tiba-tiba Monali merasakan sesuatu akan keluar dari tubuhnya dan perasaannya melayang. Matanya yang bulat terbeliak dan kemudian melotot. Vina yang sadar mertuanya akan ejakulasi, segera melepaskan pantatnya dari serangan gencar batang keperkasaan Monali. Lalu ia meraih rudal panjang Monali dan dikocok-kocoknya agar mendapatkan puncak klimaks mertuanya. Benar saja, cairan sperma dari batang keperkasaan Monali keluar menyemprot dengan derasnya. Melihat itu, Vina segera menghisapnya sampai habis semua cairan lelaki itu hingga mulutnya ikut menjadi basah. Batang kemaluan itu dijilatinya sampai bersih.
Beberapa menit kemudian, tiba-tiba Monali merasakan sesuatu akan keluar dari tubuhnya dan perasaannya melayang. Matanya yang bulat terbeliak dan kemudian melotot. Vina yang sadar mertuanya akan ejakulasi, segera melepaskan pantatnya dari serangan gencar batang keperkasaan Monali. Lalu ia meraih rudal panjang Monali dan dikocok-kocoknya agar mendapatkan puncak klimaks mertuanya. Benar saja, cairan sperma dari batang keperkasaan Monali keluar menyemprot dengan derasnya. Melihat itu, Vina segera menghisapnya sampai habis semua cairan lelaki itu hingga mulutnya ikut menjadi basah. Batang kemaluan itu dijilatinya sampai bersih.
“Yan.. kapan-kapan kita ulangi lagi ya.., Ayah benar-benar puas sekarang..”
ujar Monali sambil memakai pakaiannya kembali.
Vina hanya mengangguk dan tersenyum kecil memberikan kesan puas baik fisik maupun batin.
Dalam hatinya ia berkata, “Dasar tua bangka..! Menantu aja di ‘makan’..!”
“Kamu memang benar-benar bisa memuaskan keinginanku yang selama ini sudah tidak dapat kulampiaskan lagi.. sekali lagi Ayah benar-benar merasa puas sekali..!” kata Monali menambahkan sambil mencium kening Vina yang basah dengan peluh itu.
Vina hanya mengangguk dan tersenyum kecil memberikan kesan puas baik fisik maupun batin.
Dalam hatinya ia berkata, “Dasar tua bangka..! Menantu aja di ‘makan’..!”
“Kamu memang benar-benar bisa memuaskan keinginanku yang selama ini sudah tidak dapat kulampiaskan lagi.. sekali lagi Ayah benar-benar merasa puas sekali..!” kata Monali menambahkan sambil mencium kening Vina yang basah dengan peluh itu.
Malam itu mereka lalui dengan perasaan sedikit penyesalan, tetapi juga rasa
puas, karena keinginan batiniah diantara mereka berdua dapat tersalurkan.
Namun, sejak itu setiap kali mertuanya mengajak berhubungan intim, Vina selalu
melayaninya dengan senang hati dan penuh semangat. Dan hal itu tidak hanya
berlangsung sekali atau dua kali saja, tetapi mereka melakukannya hampir
seperti layaknya suami isteri. Maklum, suaminya belum dapat memberikan kepuasan
batiniah pada Vina. Kasihan Vina, ya?
Sumber informasi: beritadewasaterbaru.wordpress.com
Comments
Post a Comment